Senin, 16 Januari 2017

Kata Hati Jingga

My first project

Hari yang tidak terduga buat aku. Hari ini ibu minta diantar ke sekolah, tempat aku menuntut ilmu dulu. Seketika itu pula muncul wajahmu. Aku yang sudah lama tidak menyusuri jalan sekitar sekolah jadi ingat masa dimana aku pernah polos, pernah jadi anak kecil, dan pernah satu sekolah sama kamu. Ah bodohnya aku, jatuh cinta lagi tidak tau yang ke berapa. Bodohnya aku yang ingat kamu lagi. Ingat waktu kamu mengolok nama orang tuaku, ingat waktu kita tidak sengaja saling tabrakan karena lari, ingat waktu beli pentol ada kamu, ingat waktu kamu lagi gambar, dan ingat kamu pernah suka temanku, aku juga yang menjodohkan kalian. Dasar Jingga!

Aku tidak tahu dimana rumahmu, yang aku tahu gangnya. Aku membayangkan jika saja ada kamu masuk ke gang itu. Sungguh, kali ini aku tidak bisa mengontrol untuk tidak rindu kamu, wahai temanku. Teman lama yang aku rindukan, teman lama yang sudah jadi hebat, teman lama yang aku benci, teman lama yang akhirnya kutemukan lagi, teman lama yang membuatku jatuh cinta lagi. Jingga, kamu jatuh cinta ?

Waktu pulang tadi, yang ku ingat cuma masa lalu. Sengaja melewati jalan yang sering aku lewati dulu, jadi ingat ketika kita bertemu. Padahal kamu mau ketemu teman aku yang kamu taksir. "Jingga, mana dia?" Katamu dulu.

Tidak sengaja aku juga lewat tempat bibimbangan belajar dimana kita sering try out dulu. Jalan-jalan disana sudah berubah, rumahnya pun berubah, sekolah kita juga, dan yang pasti kita juga. Sekarang kita sudah dewasa. Kita sudah punya jalan hidup masing-masing. Sekian tahun gak pernah mikirin kamu, kamu datang lagi. Tepat ketika aku sedang merasa sepi, tepat ketika aku memang sendiri, tepat ketika aku sedang mengerjakan tugas sampai larut malam, dan kamu hadir. Aku pikir, kehadiranmu membawa bahagia. Ternyata malah membawa duka. Ya sudahlah.

Semoga kita memang tidak pernah bertemu. Sejujurnya waktu aku pulang tadi, aku harap motor sebelah yang ada disebelahku tadi kamu. Tapi aku bodoh, kamu dimana aku dimana. Jingga.. Jingga, kamu ini pikirannya kemana-mana. Semoga kita tidak pernah bertemu, tapi aku rindu. Semoga kita tidak pernah ketemu, tapi aku mengamati fotomu. Berharap kita tidak pernah ketemu, tapi aku menyukaimu. Aku jadi serba salah, semua itu karena kamu wahai teman lama yang ku rindu.

Ditulis dengan perasaan yang sedang dibelenggu masa lalu dan tentunya rindu. Semoga gak ada yang baca, apalagi kamu. Jingga, kamu harusnya berhenti seperti ini. Kamu bodoh Jingga.

-Kata hati Jingga-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar